PENDAHULUAN
Dalam
kalangan masyarakat fitnah tidak asing lagi dan sering berlaku. Fitnah,
sentiasa terjadi pada siapa saja . Baik dari kalangan atas sampai bawah, tak
peduli apakah mereka itu orang terhormat atau orang biasa, apakah ia seorang
yang mengaku sudah lama sebagai orang percaya atau sebagai orang yang baru saja
percaya. Dan dalam kenyataan sehari-hari kita dapat melihat sering juga timbul
konflik yang berpanjangan, baik antara keluarga dengan keluarga, antara
kelompok dengan kelompok, antara suku dengan suku, antara agama dengan agama,
bahkan di dalam kelompok satu agama sekalipun . Fitnah adalah perbuatan yang
sangat kejam . Bayangkan saja bila anda sendiri difitnah orang . Padahal anda
tidak melakukan seperti apa yang difitnahkan. Bukankah itu mematikan karakter
seseorang namanya . Bukan cuma itu,kerana
dampak yang ditimbulkannya sangat dalam .Fitnah tidak hanya sekadar menyebarkan
berita buruk, tetapi juga mengadu domba dan memutar balikkan fakta. Kerana
itulah fitnah memang sangat berbahaya .
Fitnah hampir tidak ada orang yang menyukainya .Tapi bukankah ini yang sering
orang lakukan? Dan , maaf jangan-jangan tanpa sedar, saudara dan saya juga
melakukannya? Terdapat pelbagai pandangan daripada agama masing-masing .
Antaranya dari segi agama Islam , agama Hindu , agama Buddha dan agama Kristian
. Dari segi agama masing-masing perbuatan fitnah sangat tidak disukai kerana
terlalu banyak kesan negatif. Fitnah diibaratkan seperti membunuh daripada segi
agama Islam dan agama Kristian . Dari segi agama Hindu dan agama Buddha fitnah
definisikan sebagai perbuatan terkutuk.
ISI-ISI

Fitnah lebih kejam dari pembunuhan.Itu adalah
suatu istilah yang hampir diketahui semua orang, baik tua atau muda, bahkan
siapa saja.Bukan cuma itu.Fitnah memang lebih tajam dari sebilah pedang! Luka
yang ditimbulkan oleh tajamnya pedang mungkin masih boleh diubati, tetapi luka
yang ditimbulkan oleh tajamnya kata-kata fitnah susah sekali dicari penawarnya.
Itulah mengapa orang sering mengatakan bahwa: “fitnah lebih kejam dari
pembunuhan”. Dalam teks asli Yunani dalam Alkitab,“fitnah” menggunakan kata
“katalalew” biasa merujuk pada segala macam perkataan negatif untuk menentang
orang lain, misalnya “menentang pemimpin atau Allah” (Bil.12:8; 21:5, 7),
“mengumpat” (Mzm 101:5), “menghina” (Ay 19:3), “mengatakan sebuah dusta” (Hos
7:13), “mengatakan sesuatu yang bisa dianggap kurang ajar” (Mal 3:13) atau
“memfitnah/ menuduh” (1Pet 2:12; 3:16).
Fitnah merupakan semacam penyakit hati
disebabkan oleh menuruti hawa nafsu, menuruti bujukan setan, tidak percaya
diri, iri hati dengan orang lain dan kurangnya mensyukuri berkat-berkat Allah
yang ada pada diri sendiri. Penyebabnya
bermacam ragam, antara lain adalah egoisme, tidak sepaham, tidak mahu
menerima orang lain sebagaimana adanya, kepentingan pribadi, kepentingan
kelompok, kepentingan polotik, kebencian, pembalasan oleh kerana dendam yang
berpanjangan dll. Rasul Yakobus berkata: “Dari manakah datangnya sengketa dan
pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling
berjuang di dalam tubuhmu?” (Yak 4:1). Rasul Paulus dalam surat Galatia
menggolongkan sebagai: ”perbuatan daging” antara lain perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, (bdk.Galatia 5 : 20).
Ini semua adalah penyakit manusia sejak jaman Adam (band.Perisistiwa Kain dan
Habel) yang patut diwaspadai
Fitnah
adalah dosa dan setiap dosa akan
berakibat berlakunya penghukuman Allah bagi siapa saja yang melakukannya.
Sementara akibat yang ditimbulkan dari fitnah itu sendiri sangat berbahaya dan
merugikan . Antara lain dapat memutuskan
tali silaturahim, merugikan orang lain dan diri sendiri, perpecahan, mengotori
fikiran, dibenci Allah serta akan dibenci dan dihindari (dikucilkan) oleh orang
lain. Dalam Yak 4:11-12 bahkan nampaknya
mempunyai erti yang khusus atau berbeza. Ini dapat kita lihat dari ayat
11a: “memfitnah saudaranya atau menghakiminya”. Jadi disini memfitnah dibaratkan sebagai
menghakimi . Dalam ayat 11b tindakan itu dianggap sebagai “mencela hukum dan
menghakiminya”.Kalau memang yang dimaksud adalah memfitnah biasa, bagaimana
mungkin tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya ? Yang
dimaksud dengan memfitnah di sini adalah mencela orang (baik di depan mahupun
di belakang orang itu) kerana ia tidak hidup sesuai dengan prinsip hidup kita
atau pandangan kita, padahal Kitab Suci tidak melarang tindakan orang itu.
Kalau kita mencela seseorang kerana ia hidup tidak sesuai dengan Kitab Suci,
maka itu tentu tidak apa-apa.Tetapi kalau kita mencela orang karena ia tidak
hidup sesuai pandangan atau prinsip kita yang tidak ada dalam Kitab Suci, maka
itu adalah memfitnah yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini.
Melalui dua ayat yang singkat tersebut, kita dapat melihat
bahwa dari isinya berkaitan dengan hal “memfitnah” dan “menghakimi”. Kata
“memfitnah” muncul 3 kali, sedangkan kata “menghakimi” muncul 4 kali dan kata
“hakim” muncul 2 kali. Pokok yang dibahas rasul Yakobus sangatlah jelas, yakni
mengingatkan untuk tidak saling
menghakimi dan saling menfitnah.Kata “fitnah” dapat bererti membicarakan
hal-hal yang buruk tentang seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut.Hal
yang disampaikan saja benar, separuh benar, ataupun bohong. Kata “menghakimi” bisa
diertikan menetapkan perkara, membezakan ataupun memberikan suatu
keputusan.Tindakan menghakimi yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini adalah yang
berlandaskan oleh niat buruk. Sedangkan kata menghakimi dalam ayat-ayat ini
perlu dimaknai sebagai tindakan 'menghukum orang lain atas dosa-dosanya'.
Yesus pun sangat mencela tindakan menghakimi. Bila kita baca
dalam Injil Mat 7:1-5 dengan teliti (terutama ayat 5), Yesus memperingatkan
kita bahawa menghakimi orang lain adalah dosa sangat serius di mata Allah dan
kita tidak boleh menghakimi orang lain secara sembarangan. Ukuran yang kita
pakai saat menghakimi orang lain akan dipakai oleh Allah untuk menghakimi kita .
Dan hal inilah yang sedang disampaikan oleh Yakubus kepada kita . Perhatian
pada ayat 5 Yesus menyuruh kita untuk menyingkirkan dulu balok yang ada di mata
kita sebelum membantu orang lain menyingkirkan selumbar di matanya. Yesus
memperingati kita, bahawa ketika kita mengecam orang lain dan sekaligus
menghakimi dia, padahal di mata kita sendiri terselit sebatang balok, tentulah
mustahil lagi kita untuk menolong orang tersebut. Jika kita telah menyingkirkan
balok dari mata kita, barulah kita bisa menyingkirkan selumbar dari mata orang
lain. Yesus tidak mengajarkan kita untuk bersikap tidak peduli pada masalah
orang lain karena hal ini juga bukanlah semangat 'mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri'. Oleh kerananya, kita perlu berusaha memahami kehendak
Tuhan agar kita tahu bagaimana menerapkan prinsip-prinsip yang telah kita
pelajari itu sesuai dengan kehendak-Nya .
Dalam nas ini, kita juga melihat kata lain yang cukup sering
dipakai, yakni kata 'hukum' yang muncul 5 kali (dalam bahasa asli). Hukum
apakah yang sedang dibahas oleh Yakobus ini?
Yakobus membahas tentang hukum dalam Yak 1:25, 2:8 dan 12. Yakobus
menyebut ini sebagai 'hukum yang memerdekakan', dan dia juga menyebutnya
sebagai hukum Kristian, yakini ajaran dari Yesus.Kita sudah melihat dari dalam
pasal 2 bahawa rangkuman dari hukum Kristian adalah 'mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri'. Di dalam ayat 11, secara khusus Yakubus berfokus pada
hukum 'jangan saling menghakimi atau saling menfitnah', prinsip yang memang
sejalan dengan semangat mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Malahan
perintah “jangan menghakimi” adalah perintah yang diberikan langsung oleh Yesus
kepada kita di dalam Matius 7:1-5. Jadi, di dalam ayat 11 ini, Yakobus sedang
mengingatkan kita akan perintah dari Yesus.
Yakobus mengingatkan kedua belas suku yang ada di perantauan,
agar mereka jangan saling memfitnah dan menghakimi .Apa sebenarnya yang terjadi
dengan mereka? Ya, tentu saja, apalagi kalau bukan kerana perselisihan di
antara mereka.Hal ini berkaitan dengan bahagian sebelumnya; sebahagian
orang-orang percaya pada waktu itu mengikuti jalan dunia.Mereka berlaku tidak
setia, dan hidup dalam hawa nafsu duniawi.Di antara mereka terjadi saling
fitnah dan menghakimi.Yakobus mengingatkan
mereka untuk kembali melihat kepada satu kebenaran bahwa Tuhanlah
satu-satunya hakim.Sesama orang percaya bukan hakim yang bisa menghakimi sesama
mereka. Mereka tidak berhak menghakimi orang lain. Satu-satunya yang memiliki
otoritas untuk menghakimi manusia hanyalah Tuhan.
Melalui nas ini, kita sebagai umat Allah diingatkan untuk
tidak saling menghakimi satu dan yang lainnya.Mengapa?Kerana hanya Tuhan yang
layak untuk menghakimi tiap perbuatan manusia. Sering terjadi, manusia
menghakimi sesamanya, tetapi menolak penghakiman orang lain atas dirinya. Benar
yang dikatakan Yesus ini: "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata
saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" (Matius
7:3). Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi! Allah tidak
menghendaki gerejanya mengalami perpecahan dan pertikaian .Ia tidak menghendaki
anak-anakNya hidup dalam pertengkaran yang membahayakan kesatuan tubuh Kristian.
Kita semua perlu berwaspada serta berusaha mencegahnya supaya hal tersebut
tidak terjadi.
Lantas, bagaimana caranya supaya kita terhindar dari dosa
fitnah ? Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain
usahakan membayangkan bagaimana sedihnya kalau diri kita sendiri yang dijadikan
sebagai objek fitnah . Jika kita tidak mahu kalau dijadikan objek fitnah, ya
tentu saja orang lain pun tidak menginginkannya. Lakukan yang positif misalnya
dengan mempererat tali persaudaraan, menumbuhkan kesedaran saling
hormat-menghormati.Dalam hidup ini, alangkah baiknya bila kita lebih banyak
mencari nilai-nilai persahabatan supaya hidup kita lebih diberkati.Satu orang
musuh terlalu banyak, seribu orang sahabat terlalu sedikit. Dan bila setiap roh
fitnah itu datang menggoda kita, ingatlah ini! Andai kata telunjuk kita selalu
menunjuk ke luar mencari kesalahan pada diri orang lain, pada saat yang sama sedarilah
bahawa masih ada tiga bahkan empat jari yang masih menunjuk ke dalam diri kita.
Jadilah orang terhormat kerana memang layak untuk dihormati.

Di dalam
Al-Qur’an dan hadis sendiri ada banyak makna tentang fitnah, seperti fitnah
bermaksud syirik,berpaling dari jalan yang benar, sesat, pembunuhan dan
kebinasaan, perselisihan dan peperangan, kemungkaran dan kemaksiatan. Termasuk
adalah menyebar berita dusta atau mengada-ngada yang kemudian merugikan orang
lain juga termasuk dalam fitnah.
Fitnah merupakan suatu kebohongan besar yang sangat merugikan
dan termasuk dalam dosa besar.Oleh keranya, Islam melarang umatnya memfitnah
sebab fitnah adalah haram.Allah SWT berfirman yang ertinya“Wahai orang yang
beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, (sehingga kamu tidak menyangka
sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari prasangka itu
adalah dosa. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang
telah mati ? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Jadi patuhilah
larangan-larangan tersebut) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” ( Al-Hujarat : 12).
Seorang Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah“Wahai
Rasulullah, apakah ghibah itu? Lalu Rasulullah menjawab; ‘Menyebut sesuatu yang
tidak disukai saudaramu di belakangnya.’Kemudian Sahabat kembali bertahta;
‘Bagaimana jika apa yang disebutkan itu benar? ’Rasulullah kemudian menjawab;
‘kalau sekiranya yang disebutkan itu benar, maka itulah ghibah.Tetapi jika hal
itu tidak benar, maka engkau telah melakukan kebohongan besar.” (H. R. Muslin,
Abu Daud, dan At-Tirmidzi).
Allah SWT berfirman yang artinya;“Maka nyatalah bahawa tidak
ada yang lebih zalim dari orang yang mereka-reka perkara-perkara yang dusta
terhadap Allah, dan mendustakan sebaik-baik saja kebenaran itu disampaikan
kepadanya.Bukankah (telah diketahui bahawa) dalam neraka jahanam tersedia
tempat tinggal bagi orang-orang kafir?”
(Q. S. Az-Zumar : 32).“Mahukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapakah
syaitan-syaitan itu selalu turun?Mereka turun ke tiap-tiap pendusta yang
berdosa, yang mendengar sungguh-sungguh (apa yang disampaikan oleh
syaitan-syaitan itu) sedangkan kebanyakan beritanya adalah dusta.” (Q. S. Asy-Syuras : 221-223).“Fitnah itu
besar (dahsyat) dari melakukan pembunuhan.” (Q. S. Al-Baqarah : 217).Dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Hudzaifah RA, Rasulullah SAW bersabda yang ertinya; “Tidak akan masuk syurga orang yang suka menyebar
fitnah.”
Fitnah terbahagi kepada dua iaitu yakni fitnah syubhat dan
fitnah syahwat. Fitnah Syubhat bererti samar-samar atau tidak jelas. Dalam
fiitnah syubhat, seseorang menjadi rusak ilmu dan keyakinannya sehingga
menjadikan perkaran maa’ruf menjadi samar dengan kemungkaran, sementara
kemungkaran sendiri tidak ia hindari (dikerjakan). Fitnah syubhat merupakan
fitnah paling berbahaya oleh kerana kurangnya ilmu dan lemahnya bashirah,
ketika diiringi dengan niat buruk dan hawa nafsu maka timbullah fitnah besar
dan keji.Rasulullah SAW sangat mengkhautirkan
fitnah syubhat, sebagaimana hadit yang diriwayatkan oleh Abu Barzah Al-Aslamy,
beliau bersabda yang ertinya “Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas
kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu
serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.” (H. R. Ahmad). YangTermasuk dalam fitnah
syubhat adalah kekafiran .
Allah SWT
berfirman yang ertinya “Katakanlah: “Apakah kamu beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugkani perbuatannya?” iaitu orang-orang yang telah
sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka
bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. mereka itu orang-orang yang telah kufur
terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka
hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi
(amalan) mereka pada hari kiamat. (Q. S.
Al Kahfi 18: 103-105).
Kemunafikan Allah SWT berfirman yang
ertinya;“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan
bagi mereka seksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.dan bila dikatakan
kepada mereka: ’Janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi.’ Mereka
menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (Q. S. Al Baqarah 2: 10-11). Bid’ah penyebab
perpecahan .Sebuah hadist dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan RA,“Ketahuilah,
sesungguhnya Rasulullah SAW berdiri kepada kami, lalu bersabda: Ketahuilah,
sesungguhnya Ahlul Kitab sebelum kamu telah berpecah-belah menjadi 72 agama.
Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah-belah menjadi 73 agama. 72 di
dalam neraka, dan nanti di dalam syurga, iaitu Al-Jama’ah.”
Fitnah Syahwat merupakan segala perbuatan yang dapat
melemahkan dan mengikis iman seseorang disebabkan oleh mengikuti hawa nafsu.
Mereka yang terkena fitnah syahwat biasanya malas beribadah serta tidak segan
melanggar perintah Allah dan mengerjakan apa yang dilarang. Hal ini disebabkan
oleh hawa nafsu beserta andil dari iblis yang sentiasa mengiringi dan membuat
iman semakin lemah.Umumnya, fitnah syahwat adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan dunia, kesenangan, dan yang membangkitkan hawa nafsu.Allah
SWT berfirman yang ertinya;“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada syahwat
(apa-apa yang diingini) berupa wanita, anak-anak, harta kekayaan yang berlimpah
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang.Itulah kesenangan hidup di dunia.Dan di sisi Allahlah tempat kembali
yang baik (syurga).” (Q. S. Al-Imran : 14).
Bahaya fitnah Allah SWT berfirman yang ertinya; “Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu”. (Q. S. Al Hujurat : 6).Apapun yang kita dengar dari
orang lain, segala ucapan itu kita terima dengan telinga, bukan dengan lidah
(ucapan). Berita-berita itu menyebar luas dari telinga ke telinga seolah-olah keluar dari mulut ke mulut.Hati adalah yang
menentukan apakah semua berita yang di dengar itu adalah benar atau salah.
Allah SWT berfirman yang ertinya;“Kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak
kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan
saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar” (Q. S. An Nur : 15).
Selanjutnya, firman Allah SWT mengenai pertanggung jawakan
pancaindera kita di akhirat;“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita
yang baik-baik, yang tengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di
dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, pada hari (ketika) lidah,
tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu
mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal
menurut semestinya dan tahulah mereka, bahwa Allah-lah Yang Benar, lagi Yang
menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya) .” (Q. S. An Nur :
23-25).
Fitnah itu hukumnya sangat berat, lebih berat daripada
ketidaktaatan atau dosa besar. Sebab fitnah itu sendiri berbahaya dan menimbulkan
kesengsaraan.Oleh sebab berita yang disebarkan tidaklah benar, fitnah sangat
merugikan terutama bagi orang yang difitnah dan bisa jadi harga dirinya hancur
di mata masyarakat dan menjadi bahan cemuhan. Sedangkan bagi yang memfitnah
sendiri tidak akan lagi boleh dipercaya dan setiap orang pasti akan
menjauhinya.Menimbulkan keresehan,Oleh sebab fitnah yang disebarkan masyarkat
jadi tidak tenang kerana takut. Misalnya, ada yang difitnah menjadi pencuri,
pastinya orang akan takut jika suatu saat mereka akan jadi korban. Memecah kebersamaan
dan tali silaturrahim.Satu fitnah boleh menghancurkan satu bangsa kerana satu
fitnah saja boleh menimbulkan berbagai masalah yang akhirnya boleh menjadi
seperti lingkaran syaitan (masalah yang tiada akhir).Tanda orang munafik adalah
bicaranya dusta, ketika diberi kepercayaan (amanah) justeru mengkhianatinya,
dan melanggar janji.
KESIMPULAN
Fitnah merupakan penyakit hati yang
sangat berbahaya. Kerana kesan yang ditimbulkan selalu negatif, tidak akan
pernah positif. Luka yang digoreskan atau ditusukkan oleh fitnah lebih tajam
daripada pedang. Fitnah dapat merosakkan tali silaturrahim, memporak-perandakan
sesebuah keluarga dan masyarakat,
merugikan, sebuah institusi, menyengsarakan orang lain, bahkan dapat
menghancurkan sesebuah kaum dan mengotori perjuangan.
Jadi, fitnah adalah merupakan bentuk
kezaliman, yang ditegakkan atas tiga perkara iaitu berpaksikan pada kedustaan,
kedengkian sebagai alasnya dan kemunafikan sebagai atapnya. Orang yang suka
memfitnah ini berjalan dengan baju kesombongan, mengikuti kehendak hawa nafsu
dan pujukan syaitan. Otaknya dikotori dengan prasangka buruk. Hatinya beku,
sulit menerima kebenaran, merasa dirinya paling benar. Kebahagiannya di atas
penderitaan orang lain. Kehidupannya terlena dengan tipu daya syaitan.
Aqidahnya dijual hanya untuk memperoleh kesenangan dunia semata-mata. Ingatlah,
Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak khawatir kalian miskin, tetapi aku
khawatir (kalian mendapatkan) dunia (lalu) kalian bersaing dalam urusan dunia
itu." (HR. Ahmad)
Kita harus waspada dan hati-hati
terhadap fitnah, juga terhadap orang yang suka memfitnah. Kerana mereka
tergolong orang yang munafik, kufur nikmat dan berpotensi menjadi pengkhianat.
LAMPIRAN
RUJUKAN
- http://susmiyulianasari.blogspot.my/2014/02/fitnah.html
- http://renungan-harian-wungkim.blogspot.my/2011/09/fitnah.html
- http://dalamislam.com/akhlaq/larangan/fitnah-dalam-islam
No comments:
Post a Comment