Monday, 15 August 2016

PENDAHULUAN

           Dalam kalangan masyarakat fitnah tidak asing lagi dan sering berlaku. Fitnah, sentiasa terjadi pada siapa saja . Baik dari kalangan atas sampai bawah, tak peduli apakah mereka itu orang terhormat atau orang biasa, apakah ia seorang yang mengaku sudah lama sebagai orang percaya atau sebagai orang yang baru saja percaya. Dan dalam kenyataan sehari-hari kita dapat melihat sering juga timbul konflik yang berpanjangan, baik antara keluarga dengan keluarga, antara kelompok dengan kelompok, antara suku dengan suku, antara agama dengan agama, bahkan di dalam kelompok satu agama sekalipun . Fitnah adalah perbuatan yang sangat kejam . Bayangkan saja bila anda sendiri difitnah orang . Padahal anda tidak melakukan seperti apa yang difitnahkan. Bukankah itu mematikan karakter seseorang  namanya . Bukan cuma itu,kerana dampak yang ditimbulkannya sangat dalam .Fitnah tidak hanya sekadar menyebarkan berita buruk, tetapi juga mengadu domba dan memutar balikkan fakta. Kerana itulah fitnah memang sangat  berbahaya . Fitnah hampir tidak ada orang yang menyukainya .Tapi bukankah ini yang sering orang lakukan? Dan , maaf jangan-jangan tanpa sedar, saudara dan saya juga melakukannya? Terdapat pelbagai pandangan daripada agama masing-masing . Antaranya dari segi agama Islam , agama Hindu , agama Buddha dan agama Kristian . Dari segi agama masing-masing perbuatan fitnah sangat tidak disukai kerana terlalu banyak kesan negatif. Fitnah diibaratkan seperti membunuh daripada segi agama Islam dan agama Kristian . Dari segi agama Hindu dan agama Buddha fitnah definisikan sebagai perbuatan terkutuk.










ISI-ISI

*      PADA PANDANGAN KRISTIAN

            Fitnah lebih kejam dari pembunuhan.Itu adalah suatu istilah yang hampir diketahui semua orang, baik tua atau muda, bahkan siapa saja.Bukan cuma itu.Fitnah memang lebih tajam dari sebilah pedang! Luka yang ditimbulkan oleh tajamnya pedang mungkin masih boleh diubati, tetapi luka yang ditimbulkan oleh tajamnya kata-kata fitnah susah sekali dicari penawarnya. Itulah mengapa orang sering mengatakan bahwa: “fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Dalam teks asli Yunani dalam Alkitab,“fitnah” menggunakan kata “katalalew” biasa merujuk pada segala macam perkataan negatif untuk menentang orang lain, misalnya “menentang pemimpin atau Allah” (Bil.12:8; 21:5, 7), “mengumpat” (Mzm 101:5), “menghina” (Ay 19:3), “mengatakan sebuah dusta” (Hos 7:13), “mengatakan sesuatu yang bisa dianggap kurang ajar” (Mal 3:13) atau “memfitnah/ menuduh” (1Pet 2:12; 3:16).
             Fitnah merupakan semacam penyakit hati disebabkan oleh menuruti hawa nafsu, menuruti bujukan setan, tidak percaya diri, iri hati dengan orang lain dan kurangnya mensyukuri berkat-berkat Allah yang ada pada diri sendiri. Penyebabnya  bermacam ragam, antara lain adalah egoisme, tidak sepaham, tidak mahu menerima orang lain sebagaimana adanya, kepentingan pribadi, kepentingan kelompok, kepentingan polotik, kebencian, pembalasan oleh kerana dendam yang berpanjangan dll. Rasul Yakobus berkata: “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?” (Yak 4:1). Rasul Paulus dalam surat Galatia menggolongkan sebagai: ”perbuatan daging” antara lain perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, (bdk.Galatia 5 : 20). Ini semua adalah penyakit manusia sejak jaman Adam (band.Perisistiwa Kain dan Habel) yang patut diwaspadai
            Fitnah  adalah dosa dan setiap dosa akan berakibat berlakunya penghukuman Allah bagi siapa saja yang melakukannya. Sementara akibat yang ditimbulkan dari fitnah itu sendiri sangat berbahaya dan merugikan .  Antara lain dapat memutuskan tali silaturahim, merugikan orang lain dan diri sendiri, perpecahan, mengotori fikiran, dibenci Allah serta akan dibenci dan dihindari (dikucilkan) oleh orang lain. Dalam Yak 4:11-12 bahkan nampaknya  mempunyai erti yang khusus atau berbeza. Ini dapat kita lihat dari ayat 11a: “memfitnah saudaranya atau menghakiminya”.  Jadi disini memfitnah dibaratkan sebagai menghakimi . Dalam ayat 11b tindakan itu dianggap sebagai “mencela hukum dan menghakiminya”.Kalau memang yang dimaksud adalah memfitnah biasa, bagaimana mungkin tindakan itu dianggap sebagai mencela hukum dan menghakiminya ? Yang dimaksud dengan memfitnah di sini adalah mencela orang (baik di depan mahupun di belakang orang itu) kerana ia tidak hidup sesuai dengan prinsip hidup kita atau pandangan kita, padahal Kitab Suci tidak melarang tindakan orang itu. Kalau kita mencela seseorang kerana ia hidup tidak sesuai dengan Kitab Suci, maka itu tentu tidak apa-apa.Tetapi kalau kita mencela orang karena ia tidak hidup sesuai pandangan atau prinsip kita yang tidak ada dalam Kitab Suci, maka itu adalah memfitnah yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini.
Melalui dua ayat yang singkat tersebut, kita dapat melihat bahwa dari isinya berkaitan dengan hal “memfitnah” dan “menghakimi”. Kata “memfitnah” muncul 3 kali, sedangkan kata “menghakimi” muncul 4 kali dan kata “hakim” muncul 2 kali. Pokok yang dibahas rasul Yakobus sangatlah jelas, yakni mengingatkan  untuk tidak saling menghakimi dan saling menfitnah.Kata “fitnah” dapat bererti membicarakan hal-hal yang buruk tentang seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut.Hal yang disampaikan saja benar, separuh benar, ataupun bohong. Kata “menghakimi” bisa diertikan menetapkan perkara, membezakan ataupun memberikan suatu keputusan.Tindakan menghakimi yang dimaksudkan oleh Yakobus di sini adalah yang berlandaskan oleh niat buruk. Sedangkan kata menghakimi dalam ayat-ayat ini perlu dimaknai sebagai tindakan 'menghukum orang lain atas dosa-dosanya'.           
Yesus pun sangat mencela tindakan menghakimi. Bila kita baca dalam Injil Mat 7:1-5 dengan teliti (terutama ayat 5), Yesus memperingatkan kita bahawa menghakimi orang lain adalah dosa sangat serius di mata Allah dan kita tidak boleh menghakimi orang lain secara sembarangan. Ukuran yang kita pakai saat menghakimi orang lain akan dipakai oleh Allah untuk menghakimi kita . Dan hal inilah yang sedang disampaikan oleh Yakubus kepada kita . Perhatian pada ayat 5 Yesus menyuruh kita untuk menyingkirkan dulu balok yang ada di mata kita sebelum membantu orang lain menyingkirkan selumbar di matanya. Yesus memperingati kita, bahawa ketika kita mengecam orang lain dan sekaligus menghakimi dia, padahal di mata kita sendiri terselit sebatang balok, tentulah mustahil lagi kita untuk menolong orang tersebut. Jika kita telah menyingkirkan balok dari mata kita, barulah kita bisa menyingkirkan selumbar dari mata orang lain. Yesus tidak mengajarkan kita untuk bersikap tidak peduli pada masalah orang lain karena hal ini juga bukanlah semangat 'mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri'. Oleh kerananya, kita perlu berusaha memahami kehendak Tuhan agar kita tahu bagaimana menerapkan prinsip-prinsip yang telah kita pelajari itu sesuai dengan kehendak-Nya .
Dalam nas ini, kita juga melihat kata lain yang cukup sering dipakai, yakni kata 'hukum' yang muncul 5 kali (dalam bahasa asli). Hukum apakah yang sedang dibahas oleh Yakobus ini?  Yakobus membahas tentang hukum dalam Yak 1:25, 2:8 dan 12. Yakobus menyebut ini sebagai 'hukum yang memerdekakan', dan dia juga menyebutnya sebagai hukum Kristian, yakini ajaran dari Yesus.Kita sudah melihat dari dalam pasal 2 bahawa rangkuman dari hukum Kristian adalah 'mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri'. Di dalam ayat 11, secara khusus Yakubus berfokus pada hukum 'jangan saling menghakimi atau saling menfitnah', prinsip yang memang sejalan dengan semangat mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Malahan perintah “jangan menghakimi” adalah perintah yang diberikan langsung oleh Yesus kepada kita di dalam Matius 7:1-5. Jadi, di dalam ayat 11 ini, Yakobus sedang mengingatkan kita akan perintah dari Yesus.
Yakobus mengingatkan kedua belas suku yang ada di perantauan, agar mereka jangan saling memfitnah dan menghakimi .Apa sebenarnya yang terjadi dengan mereka? Ya, tentu saja, apalagi kalau bukan kerana perselisihan di antara mereka.Hal ini berkaitan dengan bahagian sebelumnya; sebahagian orang-orang percaya pada waktu itu mengikuti jalan dunia.Mereka berlaku tidak setia, dan hidup dalam hawa nafsu duniawi.Di antara mereka terjadi saling fitnah dan menghakimi.Yakobus mengingatkan       mereka untuk kembali melihat kepada satu kebenaran bahwa Tuhanlah satu-satunya hakim.Sesama orang percaya bukan hakim yang bisa menghakimi sesama mereka. Mereka tidak berhak menghakimi orang lain. Satu-satunya yang memiliki otoritas untuk menghakimi manusia hanyalah Tuhan.
Melalui nas ini, kita sebagai umat Allah diingatkan untuk tidak saling menghakimi satu dan yang lainnya.Mengapa?Kerana hanya Tuhan yang layak untuk menghakimi tiap perbuatan manusia. Sering terjadi, manusia menghakimi sesamanya, tetapi menolak penghakiman orang lain atas dirinya. Benar yang dikatakan Yesus ini: "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" (Matius 7:3). Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi! Allah tidak menghendaki gerejanya mengalami perpecahan dan pertikaian .Ia tidak menghendaki anak-anakNya hidup dalam pertengkaran yang membahayakan kesatuan tubuh Kristian. Kita semua perlu  berwaspada  serta berusaha mencegahnya supaya hal tersebut tidak terjadi.
Lantas, bagaimana caranya supaya kita terhindar dari dosa fitnah ? Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain usahakan membayangkan bagaimana sedihnya kalau diri kita sendiri yang dijadikan sebagai objek fitnah . Jika kita tidak mahu kalau dijadikan objek fitnah, ya tentu saja orang lain pun tidak menginginkannya. Lakukan yang positif misalnya dengan mempererat tali persaudaraan, menumbuhkan kesedaran saling hormat-menghormati.Dalam hidup ini, alangkah baiknya bila kita lebih banyak mencari nilai-nilai persahabatan supaya hidup kita lebih diberkati.Satu orang musuh terlalu banyak, seribu orang sahabat terlalu sedikit. Dan bila setiap roh fitnah itu datang menggoda kita, ingatlah ini! Andai kata telunjuk kita selalu menunjuk ke luar mencari kesalahan pada diri orang lain, pada saat yang sama sedarilah bahawa masih ada tiga bahkan empat jari yang masih menunjuk ke dalam diri kita. Jadilah orang terhormat kerana memang layak untuk dihormati.

*      PADA PANDANGAN ISLAM


             Di dalam Al-Qur’an dan hadis sendiri ada banyak makna tentang fitnah, seperti fitnah bermaksud syirik,berpaling dari jalan yang benar, sesat, pembunuhan dan kebinasaan, perselisihan dan peperangan, kemungkaran dan kemaksiatan. Termasuk adalah menyebar berita dusta atau mengada-ngada yang kemudian merugikan orang lain juga termasuk dalam fitnah.
Fitnah merupakan suatu kebohongan besar yang sangat merugikan dan termasuk dalam dosa besar.Oleh keranya, Islam melarang umatnya memfitnah sebab fitnah adalah haram.Allah SWT berfirman yang ertinya“Wahai orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, (sehingga kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari prasangka itu adalah dosa. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati ? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Jadi patuhilah larangan-larangan tersebut) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” ( Al-Hujarat : 12).
Seorang Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah“Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu? Lalu Rasulullah menjawab; ‘Menyebut sesuatu yang tidak disukai saudaramu di belakangnya.’Kemudian Sahabat kembali bertahta; ‘Bagaimana jika apa yang disebutkan itu benar? ’Rasulullah kemudian menjawab; ‘kalau sekiranya yang disebutkan itu benar, maka itulah ghibah.Tetapi jika hal itu tidak benar, maka engkau telah melakukan kebohongan besar.” (H. R. Muslin, Abu Daud, dan At-Tirmidzi).
Allah SWT berfirman yang artinya;“Maka nyatalah bahawa tidak ada yang lebih zalim dari orang yang mereka-reka perkara-perkara yang dusta terhadap Allah, dan mendustakan sebaik-baik saja kebenaran itu disampaikan kepadanya.Bukankah (telah diketahui bahawa) dalam neraka jahanam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang  kafir?” (Q. S. Az-Zumar : 32).“Mahukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapakah syaitan-syaitan itu selalu turun?Mereka turun ke tiap-tiap pendusta yang berdosa, yang mendengar sungguh-sungguh (apa yang disampaikan oleh syaitan-syaitan itu) sedangkan kebanyakan beritanya adalah dusta.”  (Q. S. Asy-Syuras : 221-223).“Fitnah itu besar (dahsyat) dari melakukan pembunuhan.”  (Q. S. Al-Baqarah : 217).Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Hudzaifah RA, Rasulullah SAW bersabda yang ertinya;  “Tidak akan masuk syurga orang yang suka menyebar fitnah.”
Fitnah terbahagi kepada dua iaitu yakni fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Fitnah Syubhat bererti samar-samar atau tidak jelas. Dalam fiitnah syubhat, seseorang menjadi rusak ilmu dan keyakinannya sehingga menjadikan perkaran maa’ruf menjadi samar dengan kemungkaran, sementara kemungkaran sendiri tidak ia hindari (dikerjakan). Fitnah syubhat merupakan fitnah paling berbahaya oleh kerana kurangnya ilmu dan lemahnya bashirah, ketika diiringi dengan niat buruk dan hawa nafsu maka timbullah fitnah besar dan keji.Rasulullah SAW  sangat mengkhautirkan fitnah syubhat, sebagaimana hadit yang diriwayatkan oleh Abu Barzah Al-Aslamy, beliau bersabda yang ertinya “Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.” (H. R. Ahmad). YangTermasuk dalam fitnah syubhat adalah kekafiran .
Allah SWT berfirman yang ertinya “Katakanlah: “Apakah kamu beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugkani perbuatannya?” iaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.  (Q. S. Al Kahfi 18: 103-105).
            Kemunafikan Allah SWT berfirman yang ertinya;“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka seksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.dan bila dikatakan kepada mereka: ’Janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi.’ Mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”  (Q. S. Al Baqarah 2: 10-11). Bid’ah penyebab perpecahan .Sebuah hadist dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan RA,“Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah SAW berdiri kepada kami, lalu bersabda: Ketahuilah, sesungguhnya Ahlul Kitab sebelum kamu telah berpecah-belah menjadi 72 agama. Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah-belah menjadi 73 agama. 72 di dalam neraka, dan nanti di dalam syurga, iaitu Al-Jama’ah.”
Fitnah Syahwat merupakan segala perbuatan yang dapat melemahkan dan mengikis iman seseorang disebabkan oleh mengikuti hawa nafsu. Mereka yang terkena fitnah syahwat biasanya malas beribadah serta tidak segan melanggar perintah Allah dan mengerjakan apa yang dilarang. Hal ini disebabkan oleh hawa nafsu beserta andil dari iblis yang sentiasa mengiringi dan membuat iman semakin lemah.Umumnya, fitnah syahwat adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia, kesenangan, dan yang membangkitkan hawa nafsu.Allah SWT berfirman yang ertinya;“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada syahwat (apa-apa yang diingini) berupa wanita, anak-anak, harta kekayaan yang berlimpah dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.Itulah kesenangan hidup di dunia.Dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (syurga).” (Q. S. Al-Imran : 14).
Bahaya fitnah Allah SWT berfirman yang ertinya; “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Q. S. Al Hujurat : 6).Apapun yang kita dengar dari orang lain, segala ucapan itu kita terima dengan telinga, bukan dengan lidah (ucapan). Berita-berita itu menyebar luas dari telinga ke telinga seolah-olah  keluar dari mulut ke mulut.Hati adalah yang menentukan apakah semua berita yang di dengar itu adalah benar atau salah. Allah SWT berfirman yang ertinya;“Kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar” (Q. S. An Nur : 15).
Selanjutnya, firman Allah SWT mengenai pertanggung jawakan pancaindera kita di akhirat;“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang tengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya dan tahulah mereka, bahwa Allah-lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya) .” (Q. S. An Nur : 23-25).
Fitnah itu hukumnya sangat berat, lebih berat daripada ketidaktaatan atau dosa besar. Sebab fitnah itu sendiri berbahaya dan menimbulkan kesengsaraan.Oleh sebab berita yang disebarkan tidaklah benar, fitnah sangat merugikan terutama bagi orang yang difitnah dan bisa jadi harga dirinya hancur di mata masyarakat dan menjadi bahan cemuhan. Sedangkan bagi yang memfitnah sendiri tidak akan lagi boleh dipercaya dan setiap orang pasti akan menjauhinya.Menimbulkan keresehan,Oleh sebab fitnah yang disebarkan masyarkat jadi tidak tenang kerana takut. Misalnya, ada yang difitnah menjadi pencuri, pastinya orang akan takut jika suatu saat mereka akan jadi korban. Memecah kebersamaan dan tali silaturrahim.Satu fitnah boleh menghancurkan satu bangsa kerana satu fitnah saja boleh menimbulkan berbagai masalah yang akhirnya boleh menjadi seperti lingkaran syaitan (masalah yang tiada akhir).Tanda orang munafik adalah bicaranya dusta, ketika diberi kepercayaan (amanah) justeru mengkhianatinya, dan melanggar janji.



KESIMPULAN


Fitnah merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Kerana kesan yang ditimbulkan selalu negatif, tidak akan pernah positif. Luka yang digoreskan atau ditusukkan oleh fitnah lebih tajam daripada pedang. Fitnah dapat merosakkan tali silaturrahim, memporak-perandakan sesebuah keluarga  dan masyarakat, merugikan, sebuah institusi, menyengsarakan orang lain, bahkan dapat menghancurkan sesebuah kaum dan mengotori perjuangan.

Jadi, fitnah adalah merupakan bentuk kezaliman, yang ditegakkan atas tiga perkara iaitu berpaksikan pada kedustaan, kedengkian sebagai alasnya dan kemunafikan sebagai atapnya. Orang yang suka memfitnah ini berjalan dengan baju kesombongan, mengikuti kehendak hawa nafsu dan pujukan syaitan. Otaknya dikotori dengan prasangka buruk. Hatinya beku, sulit menerima kebenaran, merasa dirinya paling benar. Kebahagiannya di atas penderitaan orang lain. Kehidupannya terlena dengan tipu daya syaitan. Aqidahnya dijual hanya untuk memperoleh kesenangan dunia semata-mata. Ingatlah, Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak khawatir kalian miskin, tetapi aku khawatir (kalian mendapatkan) dunia (lalu) kalian bersaing dalam urusan dunia itu." (HR. Ahmad)

Kita harus waspada dan hati-hati terhadap fitnah, juga terhadap orang yang suka memfitnah. Kerana mereka tergolong orang yang munafik, kufur nikmat dan berpotensi menjadi pengkhianat.

LAMPIRAN 















RUJUKAN

  1. http://susmiyulianasari.blogspot.my/2014/02/fitnah.html
  2. http://renungan-harian-wungkim.blogspot.my/2011/09/fitnah.html
  3. http://dalamislam.com/akhlaq/larangan/fitnah-dalam-islam

No comments:

Post a Comment